Malapetaka bagi Jose Mourinho

jose mourinho

Malapetaka bagi Jose Mourinho – Jose Mourinho harus benar-benar lebih fokus saat AS Roma bertemu Bologna nanti. Sebab, Roma akan kehilangan dua pemain vitalnya, Romelu Lukaku dan Paulo Dybala.

Roma saat ini sedang dalam tren positif, setelah sempat terpuruk di awal musim. Il Lupi tidak pernah kalah dalam lima laga terakhirnya. Roma saat ini berada di posisi keempat klasemen Serie A dengan 25 tempat.

Pola positif tersebut tentunya perlu dipertahankan Roma saat bertemu Bologna pada pekan ke-16 Serie A (18/12/2023). Meski begitu, Roma sempat mendapat masalah serius pada duel di Stadio Renato Dall’Ara. Mourinho dipastikan akan kehilangan sejumlah besar pemain tengahnya. Bukan hanya karena cedera, ada dua pemain yang absen karena pengumpulan kartu.

2 Pemain Didukung

Hasil imbang menjamu Fiorentina pada pekan ke-15 Serie A sangat berdampak pada Roma. Bukan hanya karena gagal fokus penuh di kandang sendiri, tapi karena dua pemain Roma mendapat kartu merah.

Kartu merah pertama datang ,dari Nicola Zalewski ,yang mendapat kartu kuning berikutnya pada menit ke-65. Kemudian, pada momen ke-87, Romelu Lukaku langsung mendapat kartu merah.

Juri Olahraga FIGC (Komdis Italia) telah menyelidiki kartu merah Lukaku dan Zalewski. Sebab, kedua pemain tersebut justru mendapat sanksi. Masing-masing harus melewatkan satu pertandingan akibat kartu merah yang didapatnya. Mereka akan absen saat Roma menghadapi Bologna akhir pekan ini.

Paulo Dybala Terluka dan Hilang cukup lama

Selain dua kartu merah, laga Roma melawan Fiorentina juga memberikan kabar buruk lainnya, khususnya masalah fisik yang dialami Paulo Dybala. Pemain berjuluk La Joya itu dirugikan dan tidak bisa melanjutkan pertandingan pada momen ke-25.

Meski tak signifikan, namun kondisi fisik Dybala sangat merugikan AS Roma. Sky Game Italia melaporkan bahwa Dybala akan absen setidaknya selama tiga minggu.

Dalam periode tersebut, Dybala akan melewatkan beberapa pertandingan penting yang dimainkan Roma. Dybala tidak akan bisa diakses saat Roma bertemu Napoli dan Juventus di laga Serie A.

Bagi Jose Mourinho, kabar yang datang bak badai menimbulkan prahara perasaan di hatinya. AS Roma, yang saat ini mendapatkan pengikut positif, kini harus menghadapi babak penyisihan ekstrem tanpa dua bintangnya. Romelu Lukaku dan Paulo Dybala, dua mesin gol tulang punggung, dipastikan absen pada laga mendatang.

Mourinho, sang insinyur, harus memutar otak lebih keras, merencanakan teknik tanpa dua legendanya. Saat grup sedang gemerlap, kini mereka dilanda babak penyisihan yang tak terduga. Lukaku dan Dybala, seperti matahari yang tiba-tiba menjadi gelap, meninggalkan kekosongan yang sulit untuk diisi.

Luka di laga melawan Fiorentina tidak hanya mencakup kartu merah untuk Lukaku dan Zalewski. Paulo Dybala, La Joya yang umumnya warnanya serasi dengan daya tariknya, kini harus menghadapi beratnya cedera. Memang tidak signifikan, namun membuat Mourinho marah di kamarnya saja sudah cukup.

Saat peluit awal dibunyikan, Stadio Renato Dall’Ara menyaksikan pertarungan Roma. Mourinho, yang berdiri tegap tanpa terlibat, memberikan pedoman dengan kekuatan yang menggugah. Di dalam hati para pemain, jaminan untuk mengatasi kesulitan ini menghabiskan lebih banyak energi.

Meski kehilangan Lukaku dan Dybala, tim Roma mengubah keterbatasan menjadi kualitas. Mourinho memilih perkembangan yang menimbulkan keributan, para pemain muda mendapat kesempatan berharga untuk menunjukkan kapasitas mereka. Dengan setiap umpan dan sundulan, ada kerinduan untuk mencetak gol yang gagal dicapai oleh Lukaku dan Dybala.

Ketika peluit akhir dibunyikan, hasilnya mungkin tidak mengejutkan, namun jiwa dan perjuangan telah tergores di setiap detiknya. Mourinho, meski dipenuhi ketidakpuasan, senang dengan perjuangan anak-anaknya. Sekutu yang terus bersorak merasa diasosiasikan dengan kelompok yang bertarung tanpa henti.

Sementara timnya berjuang di lapangan, Mourinho kini harus menghadapi pertandingan tanpa solidaritas dua andalan. Lukaku, yang dikeluarkan dari lapangan dan Dybala, yang cedera, memberikan beban berat di pundak Mourinho. Pola positif yang baru saja mereka capai kini dihadapkan pada ujian nyata.

Sementara fans Roma merasa hancur karena kecelakaan ini, Mourinho harus menjadi legenda dalam menghadapi kesulitan tersebut. Imajinasi dan kemampuan pengembangannya akan diuji secara umum pada pertandingan berikutnya. Pertandingannya, namun juga keserbagunaan tim yang luar biasa dan dukungan para penggemar yang mengalir di setiap sisi arena.

Lukaku dan Dybala mungkin tidak tersedia di lapangan, tetapi antusiasme mereka akan menyita hati rekan-rekan mereka. Mourinho harus memimpin Roma melewati kesuraman, menunjukkan bahwa grup ini adalah sebuah keluarga yang tidak dapat digoyahkan, bahkan di babak penyisihan yang paling sulit sekalipun. ¡Forza Roma!