
Bruno Fernandes Akui MU Lakukan Banyak Kesalahan – Bergabung Manchester dipermalukan Bournemouth dengan skor yang cukup longsor. Kapten Red Villains Bruno Fernandes mengakui banyak kesalahan yang dilakukan timnya di laga ini.
Manchester Bergabung mendapat kunjungan dari Bournemouth pada pekan ke-16 Ketua Asosiasi 2023/2024, Sabtu (10/12/2023) malam WIB. Tampil di Old Trafford, The Red Fiends benar-benar dihajar dengan skor 0-3. Sejak saat itu, tim lawan mempunyai pilihan untuk menambah gol melalui Philip Charging dan Marcos Senesi di babak terakhir. Hasil ini berarti Manchester United tertahan di peringkat 6 klasemen Head Association dengan 27 peringkat. Sementara itu, Bournemouth naik ke posisi ketiga belas dengan koleksi 19 peringkat.
Melakukan Banyak Kesalahan
Fernandes mengakui anak asuhnya tidak bermain bagus di laga kali ini. “Kami melakukan banyak kesalahan hari ini. “Mereka lebih ekstrim dari kami, lebih energik dari kami. Kami seharusnya bisa berkembang. Kami mengantisipasi kekuatan permainan.”
MU sedang berkonflik
Di tengah kekuatan yang dimiliki Chelsea beberapa hari sebelumnya, Manchester United justru kalah dari Bournemouth. Fernandes mengakui bahwa timnya masih belum mampu mencapai hasil yang baik.
“Kami belum cukup stabil. Untuk menjadi yang teratas, Anda perlu melakukannya secara berkala,” lanjutnya. “Ini terkait ,dengan pemahaman bahwa kami ,harus berada pada level kami di setiap pertandingan.”
Apa yang seharusnya menjadi malam yang penuh dengan sorakan di Old Trafford berubah menjadi mimpi buruk bagi Penjahat Merah. Kemampuan yang mereka tunjukkan beberapa hari sebelumnya saat melawan Chelsea belakangan sirna. Bruno Fernandes, sang komandan yang hatinya terkoyak karena kekalahan, tak bisa menyembunyikan kesalahannya.
Saat peluit akhir dibunyikan, Old Trafford hanya diam menyaksikan kekalahan memalukan tersebut. Dominic Solanke, Philip Charging, dan Marcos Senesi bak artis di hadapan penonton, membuat orkestra pemusnahan yang mengguncang hati para penggemar Red Demons. Skor 0-3 ditunjukkan sebagai indikasi kerusakan yang mengejutkan.
Bruno Fernandes, dengan kejujuran yang menyayat hati, mengakui bahwa Setan Merah melakukan banyak kesalahan. Penampilannya mencerminkan kekecewaan dan ratapan yang mendalam. “Kami melakukan banyak sekali kesalahan hari ini. Bournemouth berhak menang hari ini,” teriaknya dengan suara penuh semangat.
Kemudian, pada saat itu, di tengah bayang-bayang kekalahan, Fernandes mengungkap kenyataan pahit. Kami seharusnya bisa berkembang. Kami mengantisipasi kekuatan permainan ini,” katanya, suaranya bergetar karena frustrasi tentu ini semua membuat para pemain kecewa dan juga membuat salah.
Pasca kalah dari Bournemouth, posisi Manchester United tertahan di peringkat 6 klasemen sementara Chief Association. Ke-27 fokus itu terasa seperti beban berat yang membebani bahu para pemain. Fernandes mengakui ketidakberdayaan kelompoknya dapat diandalkan, mirip dengan pionir yang telah ia tinggalkan di tengah jalan.
“Kami belum cukup stabil. Jika Anda ,punya keinginan untuk menjadi yang teratas, Anda perlu ,melakukannya secara berkala,” ,katanya kasar. Dia menyadari ,bahwa ,kemenangan melawan Chelsea ,hanyalah sebuah pencapaian yang singkat, dan ,Penjahat Merah harus memiliki ,opsi untuk tampil dengan konsisten jika mereka memiliki keinginan untuk ,melibatkan posisi ,istimewa di sepak bola Inggris.
Kata-kata terakhir Fernandes bagaikan cambuk yang tragis. Pertandingan telah selesai, namun perjalanan untuk bangkit baru-baru ini dimulai untuk Manchester United.
Di tengah kesunyian, Fernandes berusaha memproses kekalahan mengejutkan tersebut. Pandangannya jelas, melintasi ruang penyimpanan yang saat ini dipenuhi rasa frustrasi. “Kita seharusnya bisa berkembang,” gumamnya pada dirinya sendiri, mirip dengan mantra kekecewaan yang bergema di dalam hatinya.
Malaikat Kejatuhan Merah, yang di atas kertas dipandang dominan, kini telah dihempaskan ke tanah oleh Bournemouth. Pembina mereka di Ketua Asosiasi merasa dirugikan dengan adanya indikasi ketidakpastian. Fernandes, sebagai nakhoda yang tak bisa menyembunyikan berat badannya, mengakui ketidakberdayaan kelompoknya dalam memberikan konsistensi.
“Kami tidak cukup stabil,” gumamnya, suaranya terikat karena frustrasi. Meskipun wajah di sekelilingnya mencerminkan perasaan hampa, dia memahami bahwa tahapan selanjutnya harus diambil dengan hati yang lebih tegar.
“Ini terkait dengan pemahaman bahwa ,kami harus berada ,pada level kami di setiap pertandingan” ditujukan ,kepada dirinya sendiri, namun kepada seluruh ,kelompok yang mengenakan seragam Penjahat Merah dalam kondisi yang baik.