Sancho Tidak Ingin Ke Juventus

jadon sancho

Sancho Tidak Ingin Ke Juventus – Ada kabar buruk datang untuk Juventus. Target pertukaran mereka, Jadon Sancho, disinyalir menampik potensi pindah ke Turin. – Sancho diketahui tak akan melanjutkan karirnya di Manchester United. Ia dikabarkan bakal pindah klub pada Januari 2024 usai bentrok dengan Erik Ten Witch.

Sancho saat ini telah dikaitkan dengan beberapa klub top Eropa. Salah satunya adalah monster Italia, Juventus, yang disinyalir tertarik dengan pemerintahannya.

Diungkapkan Calciomercato, Juventus bakal urus urusan mengejar Sancho. Pasalnya sang winger memutuskan menampik usulan Si Wanita Tua.

Tidak tertarik

Sesuai laporan, Juventus memang sudah mencapai Sancho. Bagaimanapun, mereka mendapat reaksi keren dari sang pemain sayap.

Sancho disebut-sebut tidak terlalu peduli untuk pindah ke Juventus. Meski begitu, laporan tersebut tidak menjelaskan alasan Sancho ragu pergi ke Turin.

Meski demikian, sang winger dikabarkan telah mengirimkan perwakilannya untuk menolak usulan dari grup asal Italia tersebut.

Tidak Layak Membayar

Berdasarkan laporan yang beredar di Italia, sangat sulit bagi Juventus untuk mendapatkan layanan Sancho.

Mereka memang perlu mendapatkan sang winger dari MU. Sementara itu, Malaikat Jatuh Merah suka menjual Sancho pada musim dingin ini.

Juventus pun tak sanggup menanggung biaya kompensasi Sancho yang sangat besar. Jadi langkah ini selama ini merepotkan.

Lebih Banyak Pilihan

Sancho sendiri dikabarkan juga ,tengah menjalin kontak ,dengan beberapa klub papan atas Eropa untuk ,dijadikan pelabuhan lain bagi kariernya.

Borussia Dortmund dan ,Newcastle diduga ,terinspirasi oleh ,pemerintahan pemain sayap tersebut pada musim dingin ini.

Kabar buruk menimpa Juventus, ibarat prahara redup yang meruntuhkan kepercayaan. Jadon Sancho, bintang yang dicari, akhirnya menolak pelukan Turin, dibatasi oleh kontras yang begitu tinggi hingga memilih untuk tidak membiarkan dirinya.

Monster asal Italia itu harus menelan kenyataan yang tidak menyenangkan karena Sancho, seperti seorang legenda, menutup jalan menuju hatinya untuk Wanita Tua. Kabar ini mematahkan hati para suporter Juve, seiring fantasi mendapatkan Sancho menguap di bawah sorotan lampu lapangan hijau Allianz Arena.

Juventus rupanya telah berusaha untuk mendekati Sancho, berusaha meyakinkan dan merangkulnya dengan penuh kasih sayang. Meski begitu, reaksi dingin sang pemain sayap mirip dengan angin musim dingin yang sangat dingin. Tidak ada cahaya, tidak ada keinginan untuk bercampur dengan birunya langit Turin.

Meski alasan pemecatan ,tersebut masih dirahasiakan, namun ,kejelasannya merupakan ,bencana besar bagi fans Juventus. Pemain sayap tersebut ,konon telah mengirimkan kurir sebagai perwakilannya untuk menegaskan penolakannya terhadap ,kesepakatan yang diajukan ,klub Italia tersebut.

Ini tentang hati, tetapi juga tentang uang. Juventus, seolah-olah merasa tidak sanggup menanggung beban kompensasi Sancho yang sangat besar, perlu membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Upaya untuk mendapatkan pemain sayap dari Manchester Bergabung juga gagal, bersamaan dengan keinginan Setan Merah untuk menjualnya pada musim dingin berikutnya.

Di tengah kesulitan dan kesulitan, Sancho menyeimbangkan pilihan barunya di udara. Gosip pun beredar bahwa Borussia Dortmund dan Newcastle juga bersaing untuk mendapatkan pemerintahannya. Saat Allianz Arena merasakan hembusan virus, berbagai klub bertahan di suatu tempat yang jauh, memberikan pelukan lagi kepada pemain sayap yang lepas dari dunia pergerakan yang liar.

Bagi Juventus, ini bukan sekadar kekurangan satu pemain, namun sebuah kisah romantis yang diterobos sebelum hal itu dimulai. Di balik lapisan berita perpindahan, gempa ketidakpuasan dan kemalangan mewarnai langit Turin. Dalam setiap petualangan yang mereka lakukan, Juventus berjuang untuk mengatasi fantasi itu, memikat Sancho untuk membawa ilmu sihir ke Turin. Meski begitu, dalam keragu-raguan dan penolakan ini, ibarat soneta yang belum lengkap, kisah romantis antara Sancho dan Juventus patut dibiarkan menggantung di tengah nada-nada yang luas.

Hati para tifosi seakan dilanda prahara perasaan yang menerpa mereka, ketika wawasan segar soal pemecatan itu seakan menjadi sebuah kehancuran yang menghancurkan ekspektasi mereka. Sancho, yang menyerupai bintang melintasi langit, memutuskan untuk bersinar di tempat lain. Kejengkelan ini begitu mendalam, memasuki setiap detak jantung setelah perjalanan Juventus.

Di balik pengukuran nilai tukar dan perhitungan moneter, ada hati yang berduka atas musibah ini. Juventus kehilangan pemain, namun juga harapan dan impian yang bersemi di setiap lapangan rumput hijau. Sancho tampak menghilangkan sentimen mereka, meninggalkan sisa frustrasi yang menyedihkan merayap di antara tribun dan aula arena.