Imbang AS Roma versus Fiorentina – AS Roma dan Fiorentina perlu memberikan panduan usai bermain imbang hingga skor 1-1 pada laga giornata 15 Serie A 2023/2024 yang digelar di Olimpico, Senin (12/11/2023) dini hari. pagi WIB.
Roma mulai memimpin lewat gol cepat Romelu Lukaku. Fiorentina menyesuaikan skor berkat gol Lucas Martinez di babak akhir. Laga ini diwarnai dengan dua kartu merah bagi Roma yang didapat Nicola Zalewski dan Lukaku.
Akibat hasil tersebut, Roma tertahan di peringkat keempat tabel klasemen dengan 25 peringkat. Sementara itu, Fiorentina berada di peringkat ketujuh dengan 24 peringkat.
Ronde pertama
Laga baru berjalan lima menit, Roma sudah menemukan cara untuk membuka keunggulan lewat gol Lukaku. Berawal dari serangan apik, umpan tarik Paulo Dybala berhasil disundul Lukaku untuk menjebol gawang Pietro Terracciano.
Roma mengalami nasib sial setelah Dybala mengalami gangguan fisik pada menit ke-24 dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Ia terpaksa ditarik keluar dan digantikan oleh Sardar Azmoun.
Berbagai kemungkinan ,dilakukan baik Roma ,maupun Fiorentina, namun skor tetap bertahan 1-0 untuk tim tuan rumah hingga ,pertandingan memasuki ,jeda turun minum.
Putaran kedua
Memasuki babak terakhir, Roma mengalami musibah pada menit ke-65 ketika Nicola Zalewski mendapat kartu kuning berikutnya, alias kartu merah, karena mengabaikan Jonathan Ikone.
Sesaat kemudian, Fiorentina ,berhasil menyamakan skor ,menjadi 1-1 berkat gol Lucas Martinez. Rui Patricio tak mampu mencegah sundulannya dari umpan silang Christian Kouame.
Pada momen ke-87, Roma kembali harus kehilangan pemainnya setelah Lukaku diganjar kartu merah karena mengabaikan Kouame dengan keras. Tragisnya, Fiorentina tidak bisa memanfaatkan apa yang terjadi untuk mencetak gol.
Pengaturan
Roma: Rui Patricio; ,Gianluca Mancini, Diego Llorente, Evan Ndicka; ,Rasmus Kristensen, Bryan Cristante, Leandro Paredes, Nicola ,Zalewski; ,Paulo Dybala (Sardar Azmoun 25′ ,(Stephan El Shaarawy 62′)), Lorenzo Pellegrini (Edoardo Bove 85′); Romelu Lukaku.
Mentor: Jose Mourinho.
Fiorentina: Pietro Terracciano; ,Jonathan Ikone (Nicolas Gonzalez 72′), Lucas Martinez, Luca Ranieri, Cristiano Biraghi; Arthur Melo, Alfred ,Duncan; Kayode ,(Maxime Lopez 81′), Giacomo Bonaventura ,(Riccardo Sottil 78′), Christian Kouame; M’Bala Nzola.
Dalam laga yang penuh gejolak, AS Roma dan Fiorentina ,bentrok ,hingga akhirnya ,harus berbagi poin dalam hasil imbang 1-1. Laga yang digelar ,di Olimpico ,menghadirkan menit-menit sensasional, membuat detik-detik tersebut meninggalkan kenangan ,mendalam bagi para pemain dan sekutunya.
Romelu Lukaku membuat keajaiban dengan gol cepatnya, membawa kegembiraan bagi para pendukung Giallorossi. Namun, kegembiraan itu terhenti ketika Paulo Dybala harus mundur karena cedera, menggantikan kegembiraan dengan stres.
Bagian terakhir memberi jalan bagi pertunjukan yang lebih ekstrem. Kartu merah yang diterima Nicola Zalewski menyiratkan Roma harus bermain dengan sepuluh pemain, sehingga membuka peluang bagi Fiorentina untuk mengejar ketinggalan. Lucas Martinez berubah menjadi legenda La Viola dengan sundulan berbahaya yang menyamakan kedudukan.
Ketabahan mental Fiorentina dalam memanfaatkan apa yang terjadi membuat ketegangan pertandingan jauh lebih tinggi. Kartu merah berikutnya untuk Lukaku, yang diberikan karena pelanggaran berat, menimbulkan kegelisahan yang intens hingga peluit akhir. Skor 1-1 menjadi kesan pertarungan liar di lapangan.
Dalam rasa malu dan kemenangan, dalam kartu merah dan gol, setiap detik menciptakan cerita yang menyentuh. Sekutu dan pemain yang setia merasakan pertarungan sesungguhnya di lapangan hijau. AS Roma dan Fiorentina meninggalkan Olimpico dengan perasaan campur aduk, namun keindahan sepakbola itulah yang selalu menyentuh perasaan.
Romelu Lukaku, sosok yang sempat menjadi legenda singkat Roma dengan gol cepatnya, pun menjadi terkutuk saat diganjar kartu merah. Dua menit ini menjadi gambaran berputar dalam kepribadian sekutu. Bagi Roma, seringai kebahagiaan tercurah begitu saja, dan bagi Fiorentina, kepercayaan muncul dari tekad mereka.
Gol Lucas Martinez memberikan euforia kepada sekutu Fiorentina, menerangi semangat juang dan pemulihan. Ketenangan yang pecah ketika Nicola Zalewski dikeluarkan dari lapangan memberi La Viola keinginan untuk mengambil alih komando atas pertandingan.
Sekalipun demikian, pertunjukan terhebat terus berlangsung selamanya di sana. Peluit panjang menjadi penanda terakhir laga ini, menghilangkan kenangan yang tidak akan pernah terabaikan. Hasil imbang 1-1 menjadi kanvas indah yang berbicara tentang kepastian, jiwa juang dan kebanggaan setiap pemain.
Jose Mourinho, perencana yang tidak terlibat, harus menilai teknik dan strateginya. Unai Emery yang senang bisa menyalip grup sebelumnya, merasa bahagia dan bahagia dengan kesuksesannya. Dalam kasih sayang dan frustrasi, sepak bola bukan hanya tentang skor akhir, namun tentang perjalanan ke rumah sendiri perasaan yang dirasakan bersama.