Gol Dua Digit Kedelapan Son Bersama Tottenham – Son Heung-min belum membawa pulang gelar juara berarti bersama Tottenham. Meski begitu, pemain asal Korea Selatan itu tak pernah bombastis dalam menuntaskan kewajibannya sebagai salah satu pencetak gol terbanyak Tottenham.
Son Heung-min ,bergabung dengan Tottenham ,pada awal musim 2015/2016. Sebelumnya, ia menikmati dua musim hebat bersama Bayer Leverkusen. Son Heung-min dibeli seharga €25 juta.
Musim paling berkesan Son Heung-min di Tottenham ternyata buruk. Dia datang ke London ketika musim telah dimulai. Dia kekurangan kesempatan dan kemauan untuk menyesuaikan diri dan hanya mencetak empat gol dalam 28 pertandingan di Ketua Asosiasi. Meskipun demikian, Son Heung-min berkembang pesat. Sejak musim kedua hingga musim ke 10, sang striker tak pernah lalai mencetak gol dan terus membawa tim kepada kemenangabyang sangat berarti dan terus mengembangkan skill dalam diri.
Konsistensi Son Heung-min
Di musim berikutnya, Son Heung-min tampil bagus secara keseluruhan. Dia bukan sekedar pilihan yang paling mutakhir, namun juga keputusan yang utama. Son Heung-min mencetak 14 gol dalam 34 pertandingan di Ketua Asosiasi. Dengan demikian akan ,berlanjut hingga ,musim 2023/2024.
Hingga saat ini, prestasi terbaik ,Son Heung-min di Ketua Asosiasi ,terjadi pada musim 2021/2022. Saat itu, Son Heung-min mencetak 23 gol. Bersama Mohamed Salah, mantan pemain Hamburg SV itu menjadi top skorer Asosiasi Ketua.
Pada musim 2023/2024, hingga pekan ke-16, Son sudah berhasil mencetak 10 gol. Son Heung-min melanjutkan pencapaiannya yang luar biasa dengan terus mencetak gol dua digit dalam delapan musim terakhir di Ketua Asosiasi.
Pekerjaan Berbeda tanpa Harry Kane
Musim 2023/2024 akan menjadi periode lain bagi Son Heung-min dan Tottenham. Sejak awal, Harry Kane pindah ke Bayern Munich. Menariknya, Son Heung-min di Tottenham harus bermain tanpa Harry Kane di grup.
Selain Harry Kane, Son Heung-min lebih sering bermain sebagai pemain sayap. Meski begitu, Son Heung-min juga kerap bekerja sama dengan Harry Kane dalam skema striker dua fokus.
Jadi, setelah Harry Kane pergi, pekerjaan Son Heung-min pasti berubah. Saat ini, pemain berusia 31 tahun itu menjadi striker utama The Lily Whites. Son Heung-min mengambil peran fokus ke depan. Dia menggantikan pekerjaan yang baru-baru ini dipegang oleh Harry Kane.
Musim ini, fans Tottenham diberkati dengan menerima presentasi mendalam dari Son Heung-min. Setelah delapan kali menunjukkan konsistensinya, kali ini, dia harus menghadapi kesulitan baru tanpa Harry Kane, yang telah menjadi kaki tangannya yang teguh.
Son, pemain yang tidak pernah bosan mencetak gol, kini harus memikul tanggung jawab menjadi striker utama. Memang, meski tanpa gelar besar, setiap gol yang ia cetak penting untuk perjalanan panjangnya bersama Tottenham. 10 tahun penuh keringat, keyakinan dan kejujuran untuk mengibarkan prestasi klub yang dibanggakannya.
Musim ini terjadi perubahan sensasional dalam pekerjaan Son di lapangan. Dari pemain sayap manis yang dimainkan secara harmonis dengan Harry Kane, Son kini mengambil kendali atas situasi sebagai pemimpin lini penyerangan. Pekerjaan barunya sebagai penyerang tengah menunjukkan fleksibilitas dan pengabdiannya untuk membantu kelompok di masa-masa sulit.
Pelarian Kane meninggalkan kekosongan besar, namun Son muncul sebagai legenda yang siap untuk menempati ruang kosong itu. Setiap langkah yang diambilnya di lapangan mengandung rasa kekecewaan atas kepergian Kane, namun juga kegembiraan untuk menunjukkan bahwa Tottenham masih bisa bersinar tanpa kapten mereka.
10 gol dalam waktu sekitar empat bulan sejauh ini adalah bukti bagaimana Son masih menyedot semangat dan kehidupan ke dalam serangan Tottenham. Setiap kali bola menyentuh kakinya, para penggemar merasakan getaran yang sangat dekat dengan kandangnya. Sebenarnya, di sini Son Heung-min bukan hanya sekedar pencetak gol, tapi juga menjadi pionir dan penghibur bagi setiap penggemar yang menantikan gelar juara.
Kadang-kadang, di balik setiap gol ,yang dicetak, ada perjuangan ,dan ketekunan. Son Heung-min, dengan segala kejujurannya, mengarang bagian lain dalam kisahnya bersama Tottenham. Terlebih lagi, meskipun cerita ini belum mencapai puncaknya, setiap tujuan adalah tahap menuju fantasi untuk memberikan gelar yang begitu berharga kepada klub dan para penggemarnya.